KEJANGGALAN DIBALIK BANYAKNYA KORBAN JIWA PESTA DEMOKRASI INDONESIA
Indonesia
baru-baru saja melaksanakan pemilihan umum serentak PILEG dan PILPRES, dan hal
ini menisakan banyak drama. Mulai dari saling klaim kemenangan, adanya tuduhan
indikasi kecurangan dari kedua bela pihak, hingga yang paling parah sekarang
ini yaitu semakin bertambahnya korban jiwa dari penyelenggaraan PESTA DEMOKRASI
(katanya) itu.
Dari
berbagai masalah tersebut, Hal yang paling mencuri perhatian yaitu banyaknya
korban jiwa dari penyelenggaraan pemilu kali ini. Sampai saat ini sudah
tercatat lebih dari lima ratus orang meninggal dunia dan lebih dari 3.700 KPPS
yang sakit yang terdiri dari KPPS itu sendiri, PANWASLU, aparat kepolisian, serta pihak pengamanan
pemilu. Pasca hari pencoblosan memang
sudah banyak diberitakan di media-media elektronik maupun media cetak, namun
hal tersebut belum dianggap sebagai sebuah kejanggalan hingga pada beberapa
waktu lalu saat korban jiwa sudah sangat banyak, barulah diangkat kembali kasus
tersebut dan menjadi perdebatan antara banyak kalangan, baik itu perdebatan
antara pihak 01 dan 02 , kalangan medis kesehatan, serta masyarakat awam
sekalipun. Untuk itu beberapa kejanggalan dibalik maraknya korban jiwa PESTA
DEMOKRASU tersebut.:
1. KELELAHAN
TIDAK MENYEBABKAN KEMATIAN. Berdasarkan ilmu medis/kesehatan, kelelahan tidak
dapat menyebabkan kematian bagi seseorang. jika memang anggota KPPS meninggal
karena kelelahan bekerja dari pagi sampai malam selama dua hari, maka bisa
dibayangkan akan berapa banyak pekerja-pekerja buruh yang sudah meninggal
karena kelelahan. Akan berapa banyak mahasiswa yang akan meninggal karena
kelelahan dan tidak tidur berhari-hari, dan hal-hal yang lain yang bisa
dibilang lebih berat daripada menulis dan begadang selama beberapa hari. Akan
tetapi masih ada pembenaran akan hal tersebut, meskipun kelelahan tidak
menyebabkan kematian, akan tetapi kelelahan bisa memicu munculnya penyakit yang
dapat menyebabkan kematian. Adapula pembenaran lain akan hal tersebut, yaitu
anggota KPPS yang meninggal sebelum menjadi panitia memang sudah memiliki
riwayat penyakit. Namun karena upah yang dianggap banyak oleh masyarakat
kalangan bawah, riwayat penyakit menjadi dilupakan.
2. ADANYA
KONSPIRASI ELIT POLITIK INDONESIA. Ketatnya persaingan dalam memperebutkan
tahta istana sudah terjadi lama sebelum masa kampanye presiden dimulai.
Masing-masing pihak berjuang keras untuk memenangkan kompetisi memperdaya
masyarakat tersebut. Banyak hal yang dilakukan untuk memenangkan kompetisi
tersebut dan bisa jadi cara HARAM dan TERLAKNAT akan ditempuh. Dengan
melumpuhkan musuh secara halus atau diam-diam merupakan salah satu cara keji
untuk mendapat keuntungan. Dengan menyelipkan racun pada makanan target bisa
jadi ditempuh oleh orang-orang yang panatik dengan kemenangan. Dengan bekerja
sama dengan pihak rumah sakit maka pembunuhan itu dapat ditutup dengan balok
uang ataupun sajam di leher. Dengan pemikiran-pemikiran di atas, maka wajar
jika ada tuduhan konspirasi para elit politik dibalik kematian rakyat
Indonesia. Akan tetapi ada hal yang perlu diingat bahwa masih adakah orang yang
tega melakukan hal tersebut? saya rasa sudah tidak ada dana kalaupun ada, maka
dialah yang harusnya dimusnahkan.
3. ADANYA
PENGALIHAN ISU/WACANA PUBLIK. Kasus yang tiba-tiba trending ini menjadikan
pemerintah disoroti oleh banyak pihak, baik pihak dalam negeri maupun dari luar
negeri. Hal tersebut tentu membuat pemerintah terpojokan, seakan-akan
pemerintah tutup mulut terkait masalah tersebut. hal itu dapat dibuktikan
dengan pengangkatan wacana yang dilakukan oleh pihak diluar pemerintah. Untuk
mengatasi tuduhan-tuduhan itu, maka perlu adanya pengalihan isu dari pihak
pemerintah. Nah, baru-baru ini muncul banyak pemberitaan mengenai PEMINDAHAN
IBUKOTA RI. Bahkan presiden telah melakukan survey ke banyak wilayah di
Indonesia. Meski katanya kajian pemindahan ibukota telah dilakukan dua tahun
silam, akan tetapi hal ini tetap Nampak mencurigakan. Dari hal tersebut maka
wajar jika ada spekulasi bahwa pemindahan ibukota adalah pengalihan isu.
Dari
beberapa kejanggalan yang penulis rasakan diatas, teman-teman juga harus
berpikir kritis bahwa yang mana hal yang benar dan salah, karena sebelum ada
bukti yang menunjukkan bahwa hal tersebut adalah konspirasi, kasus ini hanya
akan sampai pada rana perdebatan saja. Dan yang paling penting tetap jaga
semangat. Serta didiklah pemerintah dengan perlawanan….!!!
Komentar
Posting Komentar